Kecubung atau dikenal dengan nama ilmiah Datura metel adalah tanaman berbunga cantik yang banyak tumbuh di berbagai daerah tropis, termasuk Indonesia. Bunga ini memiliki bentuk yang mencolok dan warna-warna yang menarik seperti ungu, putih, dan kuning. Namun, di balik keindahannya, kecubung menyimpan rahasia yang berbahaya: zat psikoaktif yang bisa menyebabkan mabuk, halusinasi, bahkan keracunan serius.
Kandungan Psikoaktif dalam Kecubung
Bagian-bagian tanaman kecubung terutama biji, daun, dan bunganya—mengandung senyawa kimia alkaloid tropana, seperti skopolamin, atropin, dan hiosiamin. Zat-zat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat dan memiliki efek antikolinergik yang kuat.
Ketika dikonsumsi dalam jumlah tertentu, tanaman ini bisa menimbulkan efek seperti:
-
Euforia atau rasa senang berlebihan
-
Kebingungan dan disorientasi
-
Halusinasi visual dan pendengaran
-
Perubahan persepsi terhadap waktu dan ruang
-
Peningkatan detak jantung dan suhu tubuh
-
Mual dan muntah
Efek ini yang membuat kecubung kadang disalahgunakan oleh sebagian orang untuk “nge-fly” atau mabuk alami. Padahal, efeknya sangat berisiko dan tak terkontrol, apalagi dosis beracun sangat sulit diprediksi dari tanaman ini.
Kasus Penyalahgunaan Kecubung
Di berbagai daerah di Indonesia, kecubung pernah menjadi sorotan https://www.renttoowngreenbay.com/ karena digunakan secara sembarangan. Anak-anak muda atau pelajar ada yang mencoba mengisap daun kecubung kering seperti rokok, atau menyeduh bijinya dalam air panas untuk diminum.
Banyak dari mereka berakhir di rumah sakit karena keracunan, dengan gejala seperti:
-
Delirium atau mengigau
-
Tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan
-
Pingsan atau tidak sadarkan diri
-
Perilaku agresif atau aneh
-
Kejang hingga koma
Beberapa kasus bahkan berujung fatal. Inilah yang membuat kecubung masuk dalam daftar tumbuhan yang diawasi penggunaannya di sejumlah negara.
Kegunaan Medis (dengan Pengawasan Ketat)
Meski terkenal karena sisi bahayanya, senyawa dalam kecubung sebenarnya juga digunakan dalam dunia medis. Atropin, misalnya, dipakai dalam dunia kedokteran untuk mengatasi keracunan pestisida, memperlambat detak jantung dalam situasi darurat, dan membantu proses anestesi. Namun, penggunaan medis ini sangat terkontrol dan dosisnya diatur ketat.
BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI: Tumbuhan yang Berbahaya Jika Didekati: Kenali Sebelum Terlambat